Keajaibanalam.com, On the spot – Penelitian menemukan adanya fosil burung yang berusia hampir 45 ribu tahun lalu dari zaman es di desa Belaya Gora, timur laut Siberia.
Berbeda dengan fosil yang kerap sudah membatu, fosil burung ini terlihat utuh dengan bulu-bulu yang masih tampak jelas. Fosil burung bertanduk ini ditemukan di bagian tanah yang masih membeku atau permafrost.
Burung yang ditemukan oleh para pemburu fosil gading lantas menyerahkannya kepada tim ahli Nicolas Dussex dan Love Dalen dari Museum Alam Swedia untuk dilakukan pengetesannya.
Dengan melakukan radiokarbon menunjukkan bahwa burung tanduk ini telah hidup sekitar 45 ribu tahun lalu selain itu penelitian melalui Identifikasi genetika menunjukkan bahwa burung ini berasal dari Eremophila alpestris dan telah dipublikasikan jurnal Komunikasi Biologi pada jumat (21/2).
Peneliti mengatakan bahwa burung itu kemungkinan adalah nenek moyang dari dua subspesies burung tanduk yang hidup pada zaman itu. Salah satu jenis yang hidup di utara Rusia dan di padang Mongolia.
Lantaran terkubur di es, maka sebagian besar tubuh dan bulu burung ini masih utuh, Dussex pun menyebubkan bahwa spesimen burung tanduk itu berada pada kondisi yang sangat baik.
Pada tahap selanjutnya penelitian adalah melakukan pengurutan genom burung tanduk karena dengan cara tersebut peneliti dapat mengungkapkan lebih lanjut terkait hubungan burung tersebut dengan subspesies yang hidup pada zaman ini, serta mereka bisa memperkirakan kecepatan evolusi pada jenis burung.
Selain penemuan burung, para peneliti juga menemukan sejumlah temuan yaitu serigala atau anjing, mamoth, dan badak berbulu. Anjing yang ditemukan di tempat itu berasal dari 18 ribu tahun lalu.
Berdasarkan penelitian tersebut menggunakan penanggalan karbon tulang rusuk hewan tersebut. Tes DNA juga belum menunjukkan hasil apakah binatang itu anjing atau serigala. Sehingga temuan ini diharapkan bisa memberikan petunjuk kapan manusia mulai memelihara anjing.