Keajaibanalam.Com, On The Spot – Pulangnya lewat Jalan Tele saja. Mampir di Menara Tele. Pemandangannya dari sana cantik sekali. Kalau tidak percaya, lihat saja sendiri,” tantang Bupati Samosir Mangindar Simbolon.
Saat itu, Kkeajaibanalam.com telah merencanakan perjalanan pulang dari Samosir menuju Medan melalui Pelabuhan Tomok ke Pelabuhan Ajibata dengan kapal feri. Ya, ini merupakan jalur umum yang dipilih wisatawan untuk keluar dan masuk Pulau Samosir.
Pulau samosir yang terletak ditengah danau toba, sumatera utara tersebut sebenarnya memiliki 4 akses. 3 akses adalah dengan cara naik kapal feri melintasi danau toba, yaitu melalui Ajibata – Tomok, Simanindo – Togaras, dan Nainggolan – muara.
Yang paling diminati banyak orang tentu saja Ajibata – Tomok yang merupakan akses pertama kali lewat feri. Apa lagi pelabuhan Ajibata berada di kabupaten prapat yang memang merupakan destinasi wisata yang sangat tenar sejak masa zaman belanda.
Padahal, akses melalui jalur darat tak kalah menariknya. Jika dilihat dari peta, Pulau Samosir ternyata tak benar-benar terpisah dari daratan Sumatera Utara. Ada sebuah jembatan yang dibuat di masa pemerintahan Hindia Belanda yang menghubungkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera.
Akses jalur darat ini melalui jalanan yang disebut dengan Jalan Tele. Nah, perjalanan melalui Jalan Tele biasanya menjadi pilihan terakhir bagi wisatawan yang hendak datang mau pun keluar dari Pulau Samosir. Apa pasal? Jalan yang ditempuh berkelok-kelok dan menaik, tanpa ada jeda.
Tak hanya itu, lebar jalan hanya sekitar tiga meter. Curam sudah pasti, apalagi dulu jalanan di Jalan Tele masih belum begitu bagus. Di musim hujan, rawan longsor. Lalu bagaimana dengan kondisinya sekarang?
Jalan menuju tele yang menghubungkan samosir dengan kabupaten humbang hasundutan tersebut tidak seseram yang ditakutkan orang. Pada pertengahan bulan mei lalu saat keajaibanalam.com melalui kalan tersebut, kondisi jalannya cukup baik.
Para pengendara mobil memang harus konsentrasi ekstra saat menyetir. Karena jalanan cenderung berkelok dan cenderung tajam. Akan tetapi, para pengemudi harus bersiaplah menggigit jari. Karena setiap perjalanan akan di suguhi oleh pemandangan panorama yang sangat indah.
Bukit hijau memanjakan mata. Matikan pendingin mobil dan buka jendela mobil. Lalu, rasakan kesejukan udara yang menyegarkan. Beberapa pohon pinus muncul di tengah-tengah rumput bukit. Sesaat, seperti berada di perbukitan Swiss atau Austria.
Sementara di kejauhan tampak Danau Toba yang biru. Pun Gunung Pusuk Buhit yang legendaris, semakin lama semakin terlihat di pelupuk mata. Ah, benar kata Mangindar, pemandangan di Jalan Tele begitu cantik.