Keajaibanalam.com – Selama ini Institut Virologi Wuhan kerap dituding bersalah atas dampak pandemi COVID-19 saat ini yang sudah menginfeksi lebih dari 5 juta penduduk di seluruh dunia. Mereka dituding sebagai dalang penyimpanan atas virus Corona penyebab COVID-19, yang beralih tudingan bahwa virus tersebut berasal dari hewan liar seperti kelelawar dan trenggiling.
Menanggapi hal tersebut, Institut Virologi Wuhan akhirnya bersifat transparansi soal tuduhan tersebut. Pihak institut akhirnya membenarkan bahwa fasilitas tersebut menyimpan setidaknya 3 strain aktif virus Corona dari kelelawar liar.
Kendati demikian, pihak institut memastikan virus yang mereka miliki tak ada kesamaan dengan mikroba penyebab COVID-19. Hal ini terungkap dari wawancara salah satu petinggi institut, Wang Yanyi, pada Rabu (13/5) lalu.
“(Kami) mengisolasi dan menguasai beberapa jenis virus Corona dari kelelawar,” kata Wang, seperti dilansir dari AFP, Senin (25/5). “Saat ini kami memiliki 3 strain virus Corona hidup, tetapi kesamaannya dengan SARS-CoV-2 hanya sekitar 79,8 persen.”
Bahkan virus-virus itu sudah mulai dikumpulkan sejak 2004. Pasalnya memang institut tersebut meneliti virus penyebab SARS yang pada awal 2000-an dulu menjadi wabah besar sebagaimana COVID-19 saat ini.
Adalah Profesor Shi Zhengli, salah satu peneliti di institut tersebut, yang memang fokus meneliti virus Corona sejak 2004. Ia fokus meneliti asal-muasal virus Corona penyebab SARS yang menimbulkan kegemparan besar nyaris dua dekade lalu.
Oleh karenanya, pihak institut kembali menegaskan enggan dijadikan kambing hitam atas pandemi COVID-19. Sebab virus yang mereka teliti, kendati sama-sama berjenis Corona, tetapi hanya 80 persen mirip dengan virus yang menyebabkan COVID-19 saat ini.
“Kita tahu bahwa genom SARS-CoV-2 hanya mirip sekitar 80 persen dengan (virus penyebab) SARS (yang kami miliki),” tegas Wang. “Jadi jelas-jelas (keduanya adalah) virus yang berbeda.”
Sebelumnya banyak yang meyakini virus berasal dari laboratorium virologi tersebut alih-alih dari hewan liar. Wang selaku petinggi institut pun sudah sempat membantah tegas rumor yang ada.
“Faktanya kami bahkan juga tidak tahu soal keberadaan virus tersebut,” ujar Wang. “Bagaimana bisa virus itu berasal dari kebocoran laboratorium kami kalau faktanya kami tidak pernah memilikinya.”
Pernyataan Wang ini pun diperkuat oleh pembelaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun belakangan pembelaan WHO ini justru membuat Amerika Serikat “ngambek” dan bahkan memutus aliran dana ke organisasi tersebut.